Mon masok kodhoe akalambih,mon masok kodhoe deddih..Mon tak deddih,pamasok pole
kalau nak masukkan (pisau serta jurus serang) mesti kasi habis, masuk mesti "jadi". Seandainya Tak jadi, ya masuk lagi..
- mengajarkan erti keteguhan mental penyerang-
Dalam dunia pencak silat (setidaknya kalau di hemat saya), pisau merupakan salah satu senjata tradisional yang memiliki nilai praktikal dan simbolik. Ringkasan tentang pisau dalam konteks pencak silat:
1• Latihan teknik: Untuk melatih pertahanan dan serangan dalam jarak dekat.
2• Kepekaan: Melatih refleks, timing, dan kepekaan energi lawan serta "daya tactile" yakni mempertajamkan kemampuan deria sentuhan serta "rasa" (knife flipping, kerambit flip dsb).
3• Simbolik: Kadang mewakili keberanian, ketajaman akal, atau kehormatan dalam budaya silat tertentu. Di dalam beberapa ritual simbolik di persilatan yang dipelajari saya, 3 pisau yakni belati, tanto jepun dan pisau dapur cap garfu merupakan barangan yang "perlu ada" di perkhatman ilmu tersebut.
Dalam banyak aliran silat, penggunaan pisau diajarkan bersama nilai tanggungjawab dan pengendalian diri. Apapun ceritanya, pisau bukan untuk menakutkan atau mencederakan secara sembarangan, tapi sebagai alat bela diri terakhir.
Tak dinafikan, Penggunaan pisau dalam konteks persekitaran "urban" perlu dilihat dari sudut realistik, sah dari segi undang-undang, dan kesedaran situasi. Atas alasan ini sendiri, ilmu pisau melewati beberapa perubahan dari sudut applikasi dan defensif (sewing machine stab and defence)
taken from my own post @Dunia Pencak Silat fb group
No comments:
Post a Comment