Ketika orang berbicara tentang Majapahit, sering yang disebut adalah Raden Wijaya, Gajah Mada, atau Hayam Wuruk. Namun di balik berdirinya kerajaan besar itu, ada sosok dari tanah Madura yang perannya sangat menentukan: Arya Wiraraja. Namanya mungkin tidak sepopuler tokoh-tokoh Majapahit lainnya, tetapi jejaknya begitu penting sehingga tanpa dia, Majapahit mungkin tidak pernah lahir.
Asal-Usul dan Kiprah di Singhasari
Arya Wiraraja
berasal dari Sumenep, Madura Timur.
Sejak muda ia dikenal sebagai bangsawan yang cerdas, berwibawa, dan memiliki
jaringan luas dengan pelaut serta pedagang. Kemampuannya membuat Raja
Kertanegara dari Singhasari mengangkatnya sebagai Patih di Sumenep. Dari Madura, ia tidak hanya menjaga
wilayah, tetapi juga mengembangkan perdagangan dan hubungan diplomatik dengan
daerah lain.
Penolong Raden Wijaya
Tahun 1292 menjadi
titik balik. Singhasari digulingkan oleh Jayakatwang dari Kediri. Raden Wijaya,
menantu Kertanegara, melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Dalam
pelariannya, ia menuju Madura dan bertemu Arya Wiraraja. Di sinilah kebesaran
hati dan kecerdikan seorang Madura terlihat: Arya Wiraraja memberi
perlindungan, pasukan, dan strategi kepada Wijaya. Ia tidak hanya sekadar
menolong, tetapi juga merancang jalan agar Wijaya bisa bangkit kembali.
Strategi yang Melahirkan Majapahit
Dengan dukungan
Arya Wiraraja, Raden Wijaya membuka hutan Tarik yang kemudian menjadi cikal
bakal Majapahit. Saat pasukan
Mongol tiba untuk menghukum Jawa, Wijaya dan Wiraraja dengan cerdik memanfaatkan
mereka untuk menjatuhkan Jayakatwang. Setelah Kediri runtuh, pasukan Mongol pun
diusir keluar dari Jawa. Dari kemenangan inilah, Majapahit berdiri pada tahun
1293. Dalam naskah Pararaton,
Arya Wiraraja disebut sebagai “Patih Besar Madura” yang perannya tak
terbantahkan.
Warisan Seorang Visioner
Sebagai imbalan,
Arya Wiraraja diberi wilayah luas di Jawa Timur dan tetap memimpin Madura.
Lebih dari sekadar pejabat, ia adalah arsitek
politik yang menjembatani runtuhnya Singhasari dengan lahirnya
Majapahit. Bagi masyarakat Madura, ia adalah simbol kebanggaan: bukti bahwa
orang Madura bukan hanya keras di medan perang, tetapi juga cerdas dalam
diplomasi dan berperan dalam sejarah besar Nusantara.
Madura dalam Cermin Majapahit
Kisah Arya Wiraraja adalah cermin watak Madura: berani, setia, dan visioner. Ia menunjukkan bahwa kekuatan bukan hanya pada pedang, tetapi juga pada kecerdikan strategi. Dari kampung pesisir di Sumenep, namanya kini terpatri dalam sejarah Nusantara sebagai tokoh kunci yang melahirkan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Ia menunjukkan bahwa kekuatan bukan hanya pada pedang, tetapi juga pada kecerdikan strategi. Dari kampung pesisir di Sumenep, namanya kini terpatri dalam sejarah Nusantara sebagai tokoh kunci yang melahirkan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Bagi orang Madura, ia bukan sekadar tokoh masa lalu, melainkan teladan bahwa harga diri dan kejayaan bisa diraih lewat keberanian mengambil sikap dan kebijaksanaan membaca zaman.
Sebagaimana pepatah Madura mengatakan:
“Mèngko’ bisa ta’ bisa, sèngko’ è Madura.”
(Apalagi bisa atau tidak bisa, aku tetap orang Madura.)
Pepatah ini menggambarkan jiwa pantang menyerah, berpegang pada kehormatan, dan setia pada asal-usul. Nilai itulah yang hidup dalam diri Arya Wiraraja, dan tetap mengalir dalam darah orang Madura hingga hari ini.
No comments:
Post a Comment