Tuesday, September 23, 2025

Tokoh Madura : Arya Wiraraja

Ketika orang berbicara tentang Majapahit, sering yang disebut adalah Raden Wijaya, Gajah Mada, atau Hayam Wuruk. Namun di balik berdirinya kerajaan besar itu, ada sosok dari tanah Madura yang perannya sangat menentukan: Arya Wiraraja. Namanya mungkin tidak sepopuler tokoh-tokoh Majapahit lainnya, tetapi jejaknya begitu penting sehingga tanpa dia, Majapahit mungkin tidak pernah lahir.

Asal-Usul dan Kiprah di Singhasari

Arya Wiraraja berasal dari Sumenep, Madura Timur. Sejak muda ia dikenal sebagai bangsawan yang cerdas, berwibawa, dan memiliki jaringan luas dengan pelaut serta pedagang. Kemampuannya membuat Raja Kertanegara dari Singhasari mengangkatnya sebagai Patih di Sumenep. Dari Madura, ia tidak hanya menjaga wilayah, tetapi juga mengembangkan perdagangan dan hubungan diplomatik dengan daerah lain.

Penolong Raden Wijaya

Tahun 1292 menjadi titik balik. Singhasari digulingkan oleh Jayakatwang dari Kediri. Raden Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Dalam pelariannya, ia menuju Madura dan bertemu Arya Wiraraja. Di sinilah kebesaran hati dan kecerdikan seorang Madura terlihat: Arya Wiraraja memberi perlindungan, pasukan, dan strategi kepada Wijaya. Ia tidak hanya sekadar menolong, tetapi juga merancang jalan agar Wijaya bisa bangkit kembali.

Strategi yang Melahirkan Majapahit

Dengan dukungan Arya Wiraraja, Raden Wijaya membuka hutan Tarik yang kemudian menjadi cikal bakal Majapahit. Saat pasukan Mongol tiba untuk menghukum Jawa, Wijaya dan Wiraraja dengan cerdik memanfaatkan mereka untuk menjatuhkan Jayakatwang. Setelah Kediri runtuh, pasukan Mongol pun diusir keluar dari Jawa. Dari kemenangan inilah, Majapahit berdiri pada tahun 1293. Dalam naskah Pararaton, Arya Wiraraja disebut sebagai “Patih Besar Madura” yang perannya tak terbantahkan.

Warisan Seorang Visioner

Sebagai imbalan, Arya Wiraraja diberi wilayah luas di Jawa Timur dan tetap memimpin Madura. Lebih dari sekadar pejabat, ia adalah arsitek politik yang menjembatani runtuhnya Singhasari dengan lahirnya Majapahit. Bagi masyarakat Madura, ia adalah simbol kebanggaan: bukti bahwa orang Madura bukan hanya keras di medan perang, tetapi juga cerdas dalam diplomasi dan berperan dalam sejarah besar Nusantara.

Madura dalam Cermin Majapahit

Kisah Arya Wiraraja adalah cermin watak Madura: berani, setia, dan visioner. Ia menunjukkan bahwa kekuatan bukan hanya pada pedang, tetapi juga pada kecerdikan strategi. Dari kampung pesisir di Sumenep, namanya kini terpatri dalam sejarah Nusantara sebagai tokoh kunci yang melahirkan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Ia menunjukkan bahwa kekuatan bukan hanya pada pedang, tetapi juga pada kecerdikan strategi. Dari kampung pesisir di Sumenep, namanya kini terpatri dalam sejarah Nusantara sebagai tokoh kunci yang melahirkan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Bagi orang Madura, ia bukan sekadar tokoh masa lalu, melainkan teladan bahwa harga diri dan kejayaan bisa diraih lewat keberanian mengambil sikap dan kebijaksanaan membaca zaman.

Sebagaimana pepatah Madura mengatakan:
“Mèngko’ bisa ta’ bisa, sèngko’ è Madura.”
(Apalagi bisa atau tidak bisa, aku tetap orang Madura.)

Pepatah ini menggambarkan jiwa pantang menyerah, berpegang pada kehormatan, dan setia pada asal-usul. Nilai itulah yang hidup dalam diri Arya Wiraraja, dan tetap mengalir dalam darah orang Madura hingga hari ini.

 

No comments:

Post a Comment